Postingan

Duber Ukraina Katakan Orang Ukraina Tak Panik dan Siap Hadapi Serangan Rusia

Kiev -  Rusia menyerang Ukraina pada Kamis (24/2) subuh, sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Serangan dilakukan tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina. Mengenai kondisi terkini di Ukraina, Dubes Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin menyampaikan masyarakat Ukraina tidak panik menghadapi serangan Rusia ini. "Ini yang ingin saya sampaikan, khususnya kepada masyarakat Indonesia, Ukraina tidak panik. Ukraina siap," jelasnya dalam konferensi pers pada Kamis dikutip dari Darkroastpress (24/2) sore. "Ukraina paham bahwa pembunuhan dan pengeboman akan menyusul. Dan diktator Rusia tidak akan berhenti sebelum apakah mereka kalah atau mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan yang dia inginkan adalah imperium, wilayah baru, jajahan baru," lanjutnya. Hamianin juga menegaskan, pihaknya siap melawan balik. "Kami akan melawan balik sampai akhir sampai mendapatkan kemenangan kami." Dia mengatakan, dirinya sangat terinspirasi dengan

Perdana Menteri Belanda Minta Maaf ke Indonesia Atas Kekerasan Perang Pada Tahun 1945-1949

Brussel -  Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf kepada Indonesia atas penggunaan kekerasan oleh militer Belanda selama masa Perang Kemerdekaan 1945-1949. Permintaan maaf itu disampaikan Rutte pada konferensi pers di Brussel, ibu kota Belgia dikutip dari aboutgarciniacambogia . Dia mengatakan pemerintahnya mengakui seluruh temuan yang dihasilkan sebuah tinjauan sejarah yang sangat penting. Menurut studi tersebut, Belanda melakukan kekerasan secara sistematik, melampaui batas, dan tidak etis dalam upayanya mengambil kembali kendali atas Indonesia, bekas jajahannya, pasca-Perang Dunia II. Sementara itu, sebuah tinjauan sejarah menemukan bahwa militer Belanda terlibat dalam kekerasan sistematis, berlebihan, dan tidak etis selama perjuangan kemerdekaan Indonesia pada 1945-1949, dan pemerintah Belanda saat itu memaafkannya. Tinjuan tersebut didanai oleh pemerintah Belanda pada 2017 dan dilakukan oleh sebuah panel beranggotakan akademisi dan ahli dari kedua negara. Dilansir dari An